Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Belum sempat Ahmed meletakkan tas
kerjanya sepulang ke rumah, matanya tertegun melihat sebuah surat
tergeletak di atas meja. Di sebuah amplop tertulis "Untuk ayah
tersayang" Setelah belasan tahun menjadi single parent, baru kali ini
ada surat untuknya dari Shofia, anak gadisnya. Ada apa?
Kalimat pertama pada surat itu sudah mengguncang hatinya; Ayah
tersayang, jika ayah membaca surat ini maka aku sudah tidak ada di
rumah. Sekalipun berat Ahmed melanjutkan bacaan kata demi kata.
Ayah, aku telah menemukan pria yang akan mendampingiku selamanya. Memang
buat orang lain dia sudah terlalu tua, tapi bagiku pria berusia 45
tahun masih tetap muda. Dia sangat energik ayah, kalau ayah mengenal
lebih dekat dengannya pasti ayah juga akan menyukainya. Ayah jangan
terkecoh dengan tato di seluruh tubuhnya atau janggut dan brewoknya yang
panjang atau puluhan tindik di telinga dan hidungnya, karena jauh di
dalam hatinya ia adalah orang baik.
Ia sangat sayang padaku, dan juga ayah dari anak di dalam kandunganku.
Istrinya tidak keberatan aku mendampinginya, karena istrinya sudah sibuk
mengurus anaknya yang banyak. Oh iya, ayah tidak usah khawatir tentang
kehidupanku. Ia menguasai penjualan ekstasi di kota, jadi uang sama
sekali bukan masalah buat kehidupan kami. Saya tahu ia sudah mengidap
HIV sejak lama, tapi katanya dalam beberapa tahun ke depan obat penyakit
AIDS akan ditemukan jadi aku tidak perlu khawatir bukan? Ayah jangan
bersedih karena aku bahagia. Usiaku sudah 18 tahun ayah jadi aku bisa
memutuskan yang terbaik untuk hidupku.
Tanpa sadar, air mata sang ayah menetes jatuh ke lembar surat itu.
Bagaimana mungkin anaknya yang lucu dan periang bisa menjadi seperti
ini? Lembar pertama surat pertama baru saja selesai dibacanya.
***
Tangan sang ayah bergetar, berat rasanya, tapi ia membuka lembar kedua
surat itu. Kali ini isinya jauh berbeda.
Ayah sayang,
Maaf, sebenarnya surat di halaman pertama tadi tidak benar-benar
terjadi. Saya hanya ingin menggambarkan betapa kemungkinan terburuk bisa
terjadi pada anak-anak gadis, dan syukurlah aku tidak demikian. Ayah
bahagia bukan, kalau aku tetap bersama ayah? Ayah bahagia bukan, akau
tidak menghancurkan diriku seperti itu? Tentu saja, mempunyai anak yang
rapornya jelek, jauh lebih menguntungkan daripada mempunyai anak seperti
itu. Oh iya Ayah, raporku ada di dalam tas, nilainya jelek, maaf ya.
Silahkan ayah lihat, jangan lupa ditandatangani. Besok guru ingin bicara
dengan ayah tentang nilai raporku, jangan marah ya. Kalau ayah tidak
marah melihat nilai raporku, aku sedang bermain di rumah sebelah, aku
tunggu yah? Love you Daddy.
"Shofia..........!"
Ahmed berteriak dan lari ke rumah tetangganya, ia akan mengitik habis
anaknya yang 'keterlaluan' itu. Lega rasanya hati Ahmed. Konyol tapi
melegakan. ^__^ :D :D
***
Tidak seperti kebanyakan ayah yang sedih melihat rapor anaknya yang
buruk, hati Ahmed justru berbunga-bunga karena ia tidak kehilangan
anaknya. Memang kali ini, keterlaluan sekali becanda anak gadisnya!
Sebenarnya Shofia hanya ingin agar ayahnya tidak marah melihat rapornya
yang buruk, untuk membuat MASALAH RAPOR BURUK TERLIHAT KECIL, ia membuat
gambaran masalah besar yang mungkin terjadi sehingga masalah yang ada
jadi terlihat kecil.
Ini sebenarnya adalah seni bersyukur dan seni berkomunikasi dengan diri.
Kalau Anda ingin bersyukur atas kesulitan yang kita terima maka kita
sebaiknya membayangkan KESULITAN LEBIH BESAR YANG MUNGKIN BISA KITA
ALAMI. Dengan demikian kita bisa menghindari diri dari stres atau
kegalauan yang berkepanjangan.
Masalah kekecewaan hati atau rasa tidak bersyukur biasanya tidak
berhubungan dengan uang tapi lebih karena penerimaan hati. Orang yang
tidak bersyukur biasanya FOKUS PADA YANG TIDAK DIPUNYAI sedangkan ORANG
BERSYUKUR FOKUS PADA YANG DIMILIKI.
Kita bisa melihat anak kampung bahagia main layang layang yang 1 set
berharga tidak lebih dari Rp 5000. Tapi anak orang kaya ngambek pada
orang tuanya padahal baru dibelikan pesawat remore control seharga 5
juta. Kenapa? Karena anak kaya itu suka dengan yang model baru seharga
15 juta. Ada anak kaya yang ngambek pada orang tuanya karena link
internet putus satu hari karena lupa bayar bulanan, padahal ia sudah
beruntung bisa mengakses internet selama 29 hari sebelumnya.
Memang apa yang dilakukan Shofia pada Ayahnya Ahmed agak keterlaluan,
tapi itu gambaran dramatis tentang bagaimana bisa membuat diri kita
bersyukur apa adanya. ^__^
Sudahkah Anda bersyukur hari ini?
SUDAHKAH ANDA BERSYUKUR HARI INI .?
***
"Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur (QS Ali
Imron 145)
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS
Ibrahim 7)
Ya Allah, Jadihkanlah kami sebagai hamba-2Mu yang pandai bersyukur
pada-Mu dan selalu merasa cukup dengan segala apa yg engkau beri. Jangan
Engkau lalaikan kami hingga Engkau ambil kembali nikmat2-Mu.
Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih & Maha Penyayang. Aamiin
Sumber : http://zilzaal.blogspot.com/2013/01/surat-seorang-gadis-kepada-ayahnya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar