Jumat, 28 Maret 2014

Mencermati dan Menjawab Gerakan Salafi Wahabi


Dewa Hubal dari Najd

Ajaran Yang Muncul dari Najd – Hijaz


Ibnu Umar ra, beliau berkata, “Nabi Muhammad ( shallallahu ‘alaihi wasallam ) berdoa, “Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam dan Yaman kami”,  Mereka berkata, dan terhadap NAJD kami’ Beliau mengulangi doanya, “Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman kami.” Mereka berkata (lagi), ‘danNAJD kami.’ Beliau berdoa, “Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam. Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Yaman.”  Maka, aku mengira beliau (akan) mengucapkan pada kali yang ketiga, (ternyata) Beliau bersabda “Di sana terdapat kegoncangan-kegoncangan (zalaazil), fitnah-fitnah, dan di sana pula munculnya tanduk setan.’” ( Shahih Bukhari ).
Hadits riwayat Ibnu Umar ra: Bahwa ia mendengar Rasulullah ( shallallahu ‘alaihi wasallam ), bersabda sambil menghadap ke arah timur: Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi disana! Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi disana. Yaitu tempat muncul tanduk setan. ( Shahih Muslim No.5167 )

حدثنا عبد الله ثنا أبي ثنا أبو سعيد مولى بنى هاشم ثنا عقبة بن أبي الصهباء ثنا سالم عن عبد الله بن عمر قال صلى رسول الله صلى الله عليه و سلم الفجر ثم سلم فاستقبل مطلع الشمس فقال ألا ان الفتنة ههنا ألا ان الفتنة ههنا حيث يطلع قرن الشيطان

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang menceritakan kepada kami ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id maula bani hasyim yang berkata telah menceritakan kepada kami Uqbah bin Abi Shahba’ yang berkata telah menceritakan kepada kami Salim dari ‘Abdullah bin Umar yang berkata Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] mengerjakan shalat fajar kemudian mengucapkan salam dan menghadap kearah matahari terbit seraya bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan”  ( Musnad Ahmad 2/72 no 5410 dengan sanad shahih)
Di Indonesia zaman sekarang ini banyak bermunculan gerakan yang mengatasnamakan Dakwah Islam. Salah satunya yang paling menonjol adalah mereka yang punya jargon “memurnikan tauhid”. Mereka semakin gencar melakukan ekspansi gerakannya melalui berbagai sektor dengan berbagai macam strategi. Baik melalui sektor organisasi di sekolah, organisasi kampus, sampai pada organisasi masyarakat (Ormas) Islam di Indonesia.
Gerakan mereka juga tidak luput dari hiruk pikuk pertarungan politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia. Mereka juga melakukan penyebaran “ajaran” dari musholla ke musholla, dari masjid ke masjid, dan dari rumah ke rumah. Dan mereka tampaknya berhasil mengajak orang-orang awam agama menjadi pengikutnya, bahkan banyak dari pensiunan PNS menjadi pengikut setia dan sangat bangga dengan agama baru mereka, yaitu “ISLAM MURNI” tanpa bid’ah. Setidaknya demikianlah mereka meyakini agama barunya, tanpa tahu asal-usul dan back-ground  sejarah “ajaran” yang baru dianutnya itu.

Bikin Situs Online Aswaja Sebanyak-banyaknya

Berkaitan dengan permasalah di atas, sekarang ini kondisi umat Islam di Indonesia semakin kompleks. Hal ini seiring dengan kompleksnya pemahaman-pemahaman yang diajarkan oleh berbagai macam sekte dengan kepentingan masing-masing. Diharapkan Media Massa saat ini selayaknya meningkatkan peran mereka sebagai sentral penyebaran ajaran berfaham Ahlussunnah Wal Jamaah. Akan tetapi sayang, saat ini Media Massa dikuasai oleh kaum sempalan yang bermodal raksasa. Arus informasi yang berseliweran sedemikian cepat, silih berganti justru disuarakan oleh mereka. Suara Ahlussunnah wal Jamaah seakan tenggelam di tengah lautan informasi yang bersumber dari kaum sempalan. Baik media tulis, cetak, maupun gambar melti media, lebih-lebih informasi online, mereka lebih full power dalam menguasai jagad internet.
Adalah kenyataan bahwa di dunia internet sekarang ini, kalau kita mengetikkan keyword: AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH di Google atau Yahoo, maka yang muncul di sana pastilah situs-situs milik kaum sempalan dari Najd. Begitu juga kalau kita ketikkan keyword; TAUHID, maka yang akan muncul adalah juga situs-situs milik mereka. Sehingga masyarakat internet yang awam agama akan menjadi samar penglihatannya, tak aneh jika kemudian mereka beranggapan bahwa sekte sempalan itulah yang yang merupakan representasi Ahlussunnah Wal Jamaah dan Ahlu Tauhid yang sesungguhnya.
Bukankah kenyataan ini cukup memprihatinkan kita semua, lalu bagaimana sulusinya? Solusinya sudah jelas, kita harus merebutnya kembali dengan cara membangun situs-situs online yang sebanyak-banyaknya, karena kita sebenarnya punya keunggulan sumberdaya manusia Pesantren. Dengan back-ground 32.000 pesantren di Indonesia milik Aswaja, bukankah ini bisa mnejadi sumber daya yang berlimpah ruah? Kita berharap yang dihasilkannya bukan sekedar banyak situs online yang sporadis, tetapi harus dikelola berkesinambungan dari waktu ke waktu tanpa bosan.  Sehingga nanti pada saatnya tiba situs kita punya power lebih besar di Google dan Yahoo atau Bing,  dan selanjutnya dunia internet pada umumnya bisa kita kuasai sepenuhnya.
Pengelola situs online mungkin bisa belajar dialektika dan dinamika dalam dunia perbukuan. Ketika menanggapi munculnya gerakan Salafi yang kian hari semakin marak diperbincangkan dan dibahas, ada seorang “Syaikh Idahram”, dengan ujung penanya yang tajam menulis tiga buku yang berisi sejarah, penyimpangan, kekejaman, dan sebagainya yang dilakukan oleh kelompok Salafi-Wahabi. Buku trilogi sorotan sejarah dan gugatan untuk Wahabi, yang dibuat oleh Syaikh Idahram ini berjudul: Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi, Mereka Memalsukan Kitab-KItab Karya Ulama Klasik, dan Ulama Sejagat Menggugat Salafi Wahabi. Buku trilogi Syaikh Idahram ini menjadi buku-buku “Best Seller” yang laku keras di tengah masyarakat muslim, alhamdulillah.
Mengapa buku-buku ini menjadi best seller dan sangat ramai diperbincangkan?
Pertama, selama ini umat Islam di Indonesia sangat dibingungkan dengan gerakan-gerakan yang mengatasnamakan dirinya sebagai kelompok salafi, sehingga seolah-olah buku trilogi ini menjadi obat bagi umat yang merasa bingung dan merasa perlu kejelasan tentang kelompok salafi.
Kedua, mereka umat Islam dari kelompok salafi sendiri penasaran dengan kelompok yang diikutinya sehingga mereka penasaran pula dengan buku trilogi ini.
Ketiga, banyak orang yang merasa tertarik untuk membacanya dengan melihat judul ketiga buku trilogi ini yang memang menggunakan kata-kata yang sangat menarik, dramatis, atraktif dan faktual. Empat kata terakhir inilah yang mesti dipertimbangkan oleh kita yang ingin berdakwah secara online untuk merebut minat pembaca. Kesimpulannya adalah: jangan lagi hanya menggunakan dialektika penulisan standar jika tidak ingin dicuekin oleh masyarakat pembaca di jagad internet.

Siapa Sesungguhnya Salafi Wahabi?

Prof. Dr. Said Ramadhan al-Buthi dalam bukunya As-salafiyah Marhalah Zamaniyah Mubarakah La Madzhab Islami yang penulis kutip dari salah satu bukunya Syaikh Idahram, mengatakan bahwa wahabi mengubah strategi dakwahnya dengan berganti nama menjadi “salafi” karena mengalami banyak kegagalan dan merasa tersudut dengan panggilan nama Wahabi yang dinisbatkan kepada pendirinya, yakni Muhammad ibnu abdul Wahab. Maka dari itu ada sebagian kaum yang menyebut mereka dengan sebutan Salaf Palsu atau Mutamaslif.
Ajaran mereka sebagian besarnya merujuk pada tokoh-tokoh yang memang kontroversial, seperti: Ibnu Taimiyah, Ibnu Abdul Wahab, Nashirudin al-Albani, Ibnu Utsaimin, Ibnu Baz, dan lain-lain baik dalam pendapat masalah akidah, manhaj, perilaku, maupun sikap. Sehingga dampaknya terhadap sesama mereka sendiri selalu terjadi perpecahan, permusuhan, kedengkian, saling mengkafirkan, dan saling menjatuhkan.
Dalam buku trilogi yang ditulis oleh Syaikh Idahram pada dasarnya sudah sangat jelas dan gamblang siapa sebenarnya gerakan Salafi-Wahabi itu. Bahkan referensi yang digunakan juga sangat lengkap dan sangat objektif. Idahram tidak saja menggunakan referensi dari buku-buku yang Kontra dengan Wahabi, bahkan dia juga menggunakan buku-buku yang Pro dengan Wahabi. Bahkan ada beberapa pendapat dari orang-orang mantan pengikut Wahabi.
Menanggapi kelompok Salafi-Wahabi dan gerakannya di Indonesia, kita harus lebih hati-hati dan lebih membentengi keyakinan keluarga kita masing-masing agar tidak mudah terpengaruh oleh rayuan dan ajakan yang terlihat dari luar mungkin menarik. Karena gerakan mereka terlihat sangat halus melalui penampilan mereka yang akhir-akhir ini terlihat sama dengan kita. Hal itu mereka lakukan karena memang  gerakan Wahabi di luar Indonesia dikenal sangat keras, dan kejam. Untuk mengelabui dan agar mudah diterima akhirnya mereka merubah strategi gerakannya dengan gerakan yang sangat halus, bahkan tak segan-segan merubah namanya menjadi Ahlussunnah Wal jamaah Salafiyah, yang pada dasarnya keyakinan dan ajaran mereka sama persis dengan ajaran Wahabi. Wallahu a’lam.

sumber : http://ummatipress.com/mencermati-dan-menjawab-gerakan-salafi-wahabi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar