Kamis, 13 Maret 2014

ADAB IJAZAH ILMU

Asalamualaikum,disini saya yg miskin ilmu ini mau share hanya sebagai pengingat begitu merebaknya ijazah asal asalan hanya lewat tulisan yg sangat riskan diluaran.ijazah merupakan suatu
tindakan yang sudah sangat umum bagi sebagian besar pencinta dan pelaku spiritual dari berbagai kalangan, khususnya bagi para spiritualis dari kaum Muslim. Baik ketika ingin menerima suatu amalan Hizib, Asma’, Isim dan berbagai amalan spiritual lainnya pasti seseorang akan meminta
terlebih dahulu Ijazah akan ilmu spiritual tersebut kepada ahlinya.

Namun, hingga kini masih banyak para spiritualis yang masih bertanya – tanya di dalam hati mereka. Kenapa suatu ilmu spiritual mesti memiliki Ijazah yang jelas ? Siapa saja yang bisa memberikan Ijazah suatu amalan dan ilmu ? Bagaimanakah adab dan tatakrama di dalam memberi  dan menerima Ijazah ? Dan berbagai pertanyaan lainnya  seputar Ijazah. Secara garis besar, Ijazah adalah suatu
tindakan berisyarat pemberian hak / izin suatu amalan dan ilmu spiritual dari seorang yang ahli (Guru) kepada seorang Murid.

Sedangkan secara khusus pengertian Ijazah adalah pemberian hak suatu amalan dan penanaman benih suatu ilmu dari ruh seorang Guru ke dalam ruh seorang Murid tanpa terikat di dalam suatu tindakan kewajiban dan khidmat. Menurut beberapa ulama dari kaum sufi, hukum Ijazah dalam
suatu amalan dan ilmu adalah wajib. Karena setiap ilmu dan amalan apa pun tidak boleh dipelajari tanpa adanya bimbingan seorang guru yang ahli dalam bidang tersebut. Apalagi pembelajaran ilmu
spiritual pastilah berhubungan erat dengan suatu perkara yang bersifat ghaib. Sehingga sangat riskan dari berbagai godaan dan tipu daya setan. Apalagi setan sangat ahli dalam meniru wajah dan rupa para malaikat, para Wali Allah, para ulama dan para orang – orang sholeh, kecuali rupa Rasulullaah
Muhammad S.A.W. Seperti kisah Abu Nahar yang mengamalkan berbagai amalan dan wirid – wirid dari berbagai Kitab ilmu tanpa adanya Ijazah dari seorang guru yang masih hidup. Setelah  mengamalkan lebih dari 20 tahun, selama itu pula ia sering mengalami berbagai peristiwa ghaib yang
menurutnya adalah benar. Seperti selalu dijaga 7 malaikat penjaga suatu Asma’, mendapat bimbingan khusus secara ghaib dari seorang ruh Wali Allah, bertemu dengan khodam penjaga Surat Al – Fatihah dan Al – Ikhlas dan berbagai pengalaman ghaib lainnya. Suatu hari ketika berdagang ke Irak, tanpa sengaja ia berpapasan dengan Ahlul Wilayah Irak saat itu Syaikh Aqil Al – Munbaji R.A. Syaikh Aqil Al – Munbaji pun memanggilnya dan berkata kepadanya, “Wahai Abu Nahar, apakah yang engkau amalkan selama 20 tahun ini ?” Abu Nahar menjawab, “Yang aku amalkan hanyalah Al – Fatihah dan Al – Ikhlas beserta doanya dan apa yang terdapat di dalam Kitab Nuuan.” Syaikh Aqil pun menengadahkan kepalanya ke arah langit dan berkata :  “Janganlah sekali – kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada  keduanya auratnya.

Sesungguhnya ia dan pengikut- pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka (Q.S. Al – A’raf : 27).” Seketika itu pula ia (Abu Nahar) terjatuh tak sadarkan diri ditanah, lalu Syaikh Aqil mengusap wajahnya, memukul dadanya dan mengatakan sesuatu yang tidak
bisa dipahami oleh orang – orang sekitarnya dan lalu pergi meninggalkannya. Ketika kembali sadar, beberapa orang menghampirinya dan bertanya kepadanya, “Wahai Abu Nahar, apa yang dilakukan
oleh Syaikh Aqil tadi untuk mu ?” Abu Nahar pun menjawab, “Ketika ia (Syaikh Aqil) menatap langit, sesungguhnya aku melihat para malaikat turun membawa Nur (cahaya). Lalu Syaikh Aqil
mengambilnya dan memasukkannya ke dalam pikiranku. Maka terlihatlah olehku apa yang ada di ujung barat hingga ujung timur. Lalu ia memukul keluar apa yang setan tanam di dalam hatiku
dan menggantinya dengan benih – benih Mahabbah. Kemudian Syaikh Aqil berkata kepadaku, “Wahai Abu Nahar, janganlah engkau mencari cinta – Nya dengan ada tujuan maksud, karena setiap langkah nafsu pasti diikuti oleh setan. Sesungguhnya batas perbedaan antara yang haq dan yang batil
adalah segaris benang tipis, dan apa yang engkau peroleh selama ini adalah sesuatu yang batil. Dan janganlah mempelajari sesuatu amalan tanpa adanya perhatian (bimbingan) dari seorang Guru.
Dari kisah di atas kita dapat mengambil pelajaran betapa besarnya sosok seorang guru dan Ijazahnya di dalam mengamalkan suatu ilmu spiritual. Tanpa bimbingan dari seorang guru, maka sangat
riskan bagi seseorang yang mengamalkan suatu ilmu spiritual dari godaan tipu daya setan yang ingin menyesatkan hatinya.
Selain itu menurut Syaikh Abu Thalib Al – Makki R.A, setiap ilmu spiritual pastilah  mempunyai kedudukannya sendiri di sisi Allah S.W.T. Maka untuk bisa menguasai ilmu spiritual itu secara sempurna, dibutuhkan bantuan seorang yang sudah sampai derajat maqamnya pada ilmu tersebut.
jika ditelaah, maka sudah sangat banyak para pecinta spiritual saat ini yang hanya menerima sebuah Ijazah kosong tanpa makna..Karena pengijazahannya tidak sesuai dengan tata laku pemberian dan penerimaan Ijazah yang benar menurut hukumnya dan juga tak sedikit dari mereka tahu akan jenis serta kedudukan Ijazah yang diberikannya. Inilah salah sat u penyebab terbesar kegagalan para pecinta spiritual saat ini di dalam mengamalkan dan mendalami suatu ilmu spiritual yang telah diterimanya dari seorang pelaku spiritual yang masih awam Dalam adab pemberian dan penerimaan suatu Ijazah, hampir sebagian besar kaum sufi sepakat bahwa sebaik – baik pemberian suatu Ijazah
paling tidak walau tidak harus mirip,didahului dengan sholat sunnah 2 raka’at antara si guru dan si
murid. Kemudian dilanjutkan oleh si guru dengan pengucapakan 2 kalimat Syahadat, Sholawat Nabi,
Istighfar, Surat Al – Fatihah, Isi Ijazah, Sholawat Nabi Khusus dan ditutup dengan kalimat Tahlil dan Takbir beberapa kali.

Sebaik – baik Isi Ijazah adalah dengan menyertai nama dan nama ayah si penerima Ijazah di dalam awal pengucapannya. Selanjutnya adalah tugas si murid penerima Ijazah untuk menjawab / membalas
penyampaian Ijazah dari si guru dengan mengucapkan Tahmid dan kalimat Tanda Terima, dilanjutkan dengan Sujud Syukur dan ditutup dengan Doa Khusus bersama si guru pemberi Ijazah. Akan lebih baik lagi jika setelah itu si murid menutup semuanya dengan sholat sunnah 2 raka’at sebagai tanda syukurnya telah diberi Ijazah suatu ilmu dan amalan spiritual.semoga bermanfaat untuk kita agar hati hati krn begitu byk bertebaran ijazah diluar yg tanpa dibimbing.dalam laku ilmu jaga hati dan  hilangkan nafsu isi dgn mahabah.wasalam.

Sumber : http://songgobumi.wordpress.com/2012/03/19/adab-ijazah-ilmu-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar