Senin, 14 April 2014

MUKJIZAT NABI MUHAMMAD SAW

Disini dikisahkan beberapa dari sekian banyak mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT kepada Mabi muhammad saw.
Dipotongnya Rambut Nabi SAW
Ketika Nabi Muhammad saw sedang membaca Al Qur’an pada malam Senin di rumahnya, datanglah Malaikat Jibril menemuinya.
Jibril segera berbicara kepada Rasulullah saw, "Aku membawa perintah dari Tuhan Yang Mahasuci, bahwa rambut Anda harus dipotong, dan jangan khawatir."
Nabi saw berkata, "Hai Jibril, siapakah yang akan menghadapiku nanti. Dan siapa yang mencukurnya. Dari mana pakaiannya yang akan kupakai nanti."
Malaikat Jibril menyampaikan pertanyaan tersebut kepada Allah SWT. Katanya, "Ya Tuhanku, aku datang akan mengabarkan bahwa kekasihmu benar-benar telah rela atas perintah keharusan dipotong rambut. Tetapi sekarang ini, ya Tuhan, ada permohonannya, bahwa siapa yang mendapat ijin menyaksikan ketika kekasihmu dipotong. Siapa yang memotongnya, dan juga dari mana Allah akan memberi pakaiannya."
Allah berfirman kepada Jibril bahwa yang akan memotongnya adalah Jibril, yang berdiri di hadapannya adalah cahaya Sang Pencipta langit dan bumi sedangkan pakaiannya diambil dari sorga, selembar daun pohon Tuba yang berwarna hijau dengan cahayanya yang bening. Anugerah Allah kepada Nabi Muhammad saw melebihi atas semua nabi dan rasul.
Jibril segera mengambil kain dari selembar daun pohon Tuba yang suci. Yang bercahaya begitu terang bagaikan sinar sang surya. Yang akan diberikannya kepada Rasul saw sebagai penutup badannya saat bercukur. Difirmankan dari Allah SWT bahwa daun Tuba itu sebagai anugerah dari Allah atas kenabian Muhammad saw.
Setelah tiba di hadapan Rasulullah saw, beliau kembali menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang pernah diajukan sebelumnya. Malaikat Jibril pun menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Jibril mulai memotong rambut Rasulullah saw pada hari senin tanggal 19 Ramadhan di hadapan para sahabatnya. Sesuatu yang menakjubkan bahwa helaian rambut beliau tidak ada yang jatuh ke tanah.
Nabi saw pun menanyakan hal itu, "Hikmah apa yang terkandung bahwa rambutku tidak ada yang jatuh satu helai pun ke atas tanah?"
Jibril menjawab, "Demi banyaknya rambut ini, jumlah rambutmu yang berada di kepalamu aku telah menghitungnya 126.666. Sementara itu, Bidadari-bidadari turun dari sorga untuk meminta rambutmu atas perintah Yang Agung."
Allah berfirman kepada para bidadari, "Kalian seluruh Bidadari, cepatlah turun ke dunia, Nabi-Ku sedang dipotong rambut. Kalian semua masing-masing mintalah rambut satu lembar. Hormatilah olehmu rambut Rasulullah. Ikatkan dengan baik rambut itu sebagai azimat agar diampuni dosamu,"
Bidadari-bidadari itu segera turun ke bumi untuk mengambil rambut Rasulullah saw. Kemudian mereka mengikatkannya ke jari kelingking kanannya masing-masing.
Nabi Muhamad Saw Menyusuri Langit
Bersama Jibril, Rasulullah saw mikraj menemui Allah SWT melalui tangga emas yang dihiasi mutiara dan permata yang berasal dari sorga. Perjalanan akan melalui langit yang tujuh lapis. Namun pada setiap anak tangga, mereka berdua telah menjumpai pemandangan-pemandangan yang menakjubkan bagi Rasulullah saw. Pada anak tangga pertama, Rasulullah saw melihat tujuh ribu barisan malaikat yang seluruhnya mengenakan mahkota emas seraya mengucapkan: ‘Subhanallah Wabihamdihi’.
Di anak tangga yang kedua dilihatnya pula barisan malaikat bermahkotakan emas, namun ada perbedaannya dengan malaikat-malaikat tadi, yaitu di dahinya tertulis ‘Subhanallahi Wabihamdihi, Subhanallahi Malikul Quddusi’.
Selanjutnya di anak tangga yang ketiga, mereka menjumpai malaikat yang berjumlah 300.000 berpakaian penuh ragamnya dan bermahkotakan emas pula. Dari mulutnya terpancar cahaya. Nabi Muhammad saw bertanya kepada Jibril mengenai mereka.
Dijawab oleh Jibril ‘alaihissalam, "Siapa saja umatmu yang membaca seperti yang dibaca oleh para malaikat itu yang berbunyi ‘Astaghfirullaah’, apabila mereka menguap, maka begitu pula cahaya yang akan keluar dari mulutnya”.
Pada anak tangga yang keempat, dijumpai malaikat-malaikat yang begitu banyak jumlahnya, yang hanya Allah saja mengetahui berapa banyak jumlahnya. Mereka senantiasa mengucapkan ‘La Ilaha lila Huwal Mubin’. Bacaaan itu, menurut malaikat Jibril, berfaedah menjadikan orang yang membacanya diampuni dosa-dosanya.
Di anak tangga kelima, mereka melihat para malaikat yang raut wajahnya bagaikan bulan purnama. Masing masing mengucapkan ‘Asyhadu An Laa llaha lllallaah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullaah’. Dan juga senantiasa mengucapkan tahmid (Alhamdulillah). Di sini, Rasulullah saw juga melihat dua cahaya yang berdampingan bagaikan dian yang tak kunjung padam. Gemerlapnya begitu dahsyat.
Rasul saw pun menanyakan mengenai hal itu, "Wahai Jibril, cahaya apakah gerangan yang kulihat itu. Dua berdampingan."
Jibril a.s. menjawab, "Wahai Muhammad, itulah tempatnya nyawa. Pada bagian sebelah timur, itulah yang disebut Baitul Mukmuran, yaitu tempat bersemayamnya nyawa yang tidak digunakan di dunia, adapun nyawa yang sudah digunakan, itulah yang dinamakan Jabatul Hannanu, yaitu tempat nyawa-nyawa yang sudah digunakan di dunia Kemudian tinggal tergantung di ‘Arsy."
Dalam sekejap mata seperti juga yang terjadi pada perjalanan sebelumnya mereka berdua telah sampai di anak tangga keenam. Lalu pada yang ketujuh. Anak tangga ini berjumlah tidak kurang dari 50 buah hingga langit ketujuh.
Kini, sampailah Rasulullah saw di langit yang pertama. Setelah meminta ijin terlebih dahulu kepada malaikat penjaganya, mereka berdua masuk ke langit ini. Para malaikat menghaturkan sujud penghormatan bagi makhluk mulia, Nabi Muhammad saw. Di sini, Jibril mengajak Rasulullah saw berjalan-jalan melihat keadaan sekitar. Di tempat ini, terlihat bintang-bintang yang gemerlapan di angkasa luas. Kemudian Jibril mengumandangkan adzan untuk melaksanakan shalat. Dengan diimami oleh Rasul saw, para malaikat bermakmum shalat sunat dua rakaat. Di langit pertama ini juga dilihat bulan oleh Rasulullah saw.
Kemudian perjalanan dilanjutkan ke langit kedua. Di langit ini, para malaikat mengucapkan shalawat ketika mengetahui kedatangan makhluk utama, Nabi Muhammad saw. Di langit kedua ini juga dilaksanakan shalat sunat.
Pada lapisan langit yang ketiga, Rasul SAW menjumpai seorang lelaki yang tengah duduk di atas kursi cahaya dengan dikelilingi oleh para malaikat yang bermahkotakan emas.
Nabi SAW pun mengucapkan salam kepada lelaki itu. Namun, ia tidak langsung menjawabnya, melainkan bertanya terlebih dahulu kepada Jibril, "Siapa yang memberiku salam?"
Jibril menjawab, "Tidakkah kamu mengetahui Muhammad, orang pilihan Allah Ta’ala serta diberi keselamatan."
Orang itu adalah Nabi Adam. Beliau sangat gembira mengetahui siapa yang memberi salam tadi. Segera Rasul saw dihampiri dan diciumnya. Rasulullah SAW belum mengetahui siapa orang yang tengah dihadapinya, dan ditanyakanlah kepada Jibril.
Nabi Adam a s. itu akan menangis ketika duduk kemudian menengok ke sebelah kiri, karena menyaksikan anak cucunya yang berada di dalam neraka. Dan akan tertawa, apabila melihat ke sebelah kanan, karena dilihatnya anak cucunya berada di sorga. Di tempat ini, Rasul SAW juga melaksanakan shalat sunat bersama para malaikat dan Nabi Adam a.s.
Kini perjalanan dilanjutkan kembali menuju langit keempat. Di langit ini mereka menjumpai seekor ayam berbulu putih. Mulut, mata, dan kakinya berwarna kuning. Di lidahnya dihiasi dengan permata yang berasal dari sorga. Di matanya dihiasi intan. Potoknya berwarna emas murni.
"Ayam apa gerangan itu, wahai Jibril," tanya Nabi saw.
Jibril menjawab, "Itulah ayamnya ‘Arsy. Kalau berkokok di sepertiga terakhir malam, akan mengikuti pula ayam-ayam yang ada di bumi. Kokoknya mengatakan, Wahai segenap yang tidur, bangunlah kalian semua. Lalu sampaikan puji-pujian kepada Allah Ta’ala, agar kamu semuanya diberi rahmat Allah Ta’ala di akhirat’."
“Adapun bunyi kokoknya di siang hari ialah, ‘Sadarlah kalian seluruhnya atas keesaan Allah Ta’ala’ Mudah-mudahan kamu semua tidak dimasukkan-Nya ke dalam neraka."
Di tempat lain, mereka menjumpai malaikat yang tengah duduk di atas kursi yang bercahaya api, dalam keadaan yang sangat marah seraya memegang sabuk yang berasal dari api neraka. Pada setiap sabuknya ada delapan puluh orang yang mendapat hukuman. Apabila sabuk itu disimpan di atas bumi, akan hancurlah bumi ini.
Nabi Muhammad saw menyampaikan salam kepada malaikat tersebut. Namun, ia tidak menanggapinya. Maka Allah Ta’ala pun mengingatkannya, "Wahai malaikat si penjaga neraka. Kenapa engkau tidak sudi menyahuti salam orang yang Kurahmati. Sesungguhnya Aku tidak menciptakan engkau bersama dengan neraka dan sorga beserta seluruh isinya, kalau bukan karena Muhammad. Maka dialah yang kuinginkan mendapat kebesaran dan kemuliaannya."
Bergetarlah malaikat penjaga neraka menerima teguran dari Allah Ta’ala tersebut. Berkata Malaikat Jibril a.s., "Wahai Malaikat, tidakkah engkau mengenal orang yang dirahmati Allah Ta’ala di dua dunia."
Malaikat Penjaga Neraka itu berkata, "Wahai Muhammad, mohon kiranya dengan sangat engkau memaafkanku. Sebab saya ditakdirkan oleh Allah Ta’ala berwajah pemarah yang kutunggu ialah umatmu yang tidak mengikuti kelakuanmu. Akan Kuambil seluruh perlakuan buruknya yang sudah dilakukannya di dunia." Kemudian Nabi saw meminta untuk dibukakanya pintu neraka.
Malaikat Penjaga Neraka itu berkata, "Wahai Muhammad, tidak akan kubiarkan pintu neraka dibuka sebelum dunia kiamat."
Namun tiba-tiba terdengar suara yang berbunyi, "Bukakanlah pintu neraka, sebab tidaklah kuciptakan dunia itu bersama isinya kalau bukan karena Muhammad."
Akhirnya pintu neraka itu pun dibukakan untuk Nabi Muhammad saw. Seandainya neraka bocor sebesar lubang jarum saja, maka akan gelaplah langit dan bumi.
Rasul saw dan Jibril a.s. masuk ke dalamnya. Pertama yang dijumpainya adalah seorang laki-laki yang tengah disiksa dengan cara direbus di dalam dulang api neraka lalu dikait dengan besi. Lidahnya terjulur hingga ke tanah. Ketika Rasul saw menanyakan kepada Jibril perihal orang itu, maka dijawabnya, "Itulah umatmu yang menganiaya sesamanya, dan ia tidak bertobat sampai meninggalnya."
Kemudian dilihat ada sebuah rumah di dalam neraka. Di dalamnya terdapat tujuh puluh orang yang tengah disiksa. Ada lagi seorang laki-laki yang tengah dirantai kakinya. Rantainya membara karena terbuat dan api neraka. Kedua matanya ditusuk dengan besi. Mulutnya dituangi dengan timah panas yang meleleh. Tulang-belulangnya terkelupas terbakar api dan seraya terpangganglah ia di atas api neraka. Nabi saw bertanya, "Siapa gerangan yang disiksa sedemikian itu?"
Jawab Jibril bahwa itu adalah umat Nabi saw yang selalu bertikai dan saling konflik di antara mereka.
Terlihat pula sekelompok orang yang tengah disiksa dengan cara kepalanya berada di bawah, wajahnya terbalik menghadap ke belakang. Mukanya diserupakan dengan wajah babi. Sementara kedua tangannya terpotong. Tiba-tiba ia terlontar ke dalam api neraka yang tengah menyala-nyala. Jelas Jibril bahwa itu adalah umat Nabi saw yang sering mangambil hak milik sesama, serta busuk hatinya terhadap sesamanya juga.
Di tempat lain, Nabi SAW menyaksikan seorang penghuni neraka yang meraung-raung yang suaranya terdengar hingga ke langit ke tujuh, la adalah orang muda yang mati tidak bertobat.
Ada juga orang yang disiksa mulutnya dikait dengan besi yang lidahnya menjulur ke tanah, la adalah orang yang durhaka kepada orang tuanya hingga matinya.
Disaksikan pula seorang wanita yang berada di tengah api neraka. Wajahnya menghadap ke belakang. Lidahnya dituangi dengan cairan timah yang yang sedang mendidih. Mulutnya ditusuk dengan besi yang membara. "Itulah umatmu yang berkunjung ke tetangganya (pergi ke luar) tanpa mengenakan kerudung (jilbab)," jelas Jibril.
Dilihatnya juga seorang wanita yang tengah berada di atas, sedangkan kemaluannya ditusuk dengan besi dan menembus hingga ke mulutnya. Sementara itu kedua tangannya memegang erat bara api. la disiksa demikian karena sering pergi ke luar rumah tanpa seizin suaminya.
Peninjauan di dalam neraka dirasa sudah cukup. Mereka berdua pun keluar. Selanjutnya didirikanlah shalat sunat bersama para malaikat.
Kini mereka pergi menuju ke langit kelima. Di langit ini mereka menjumpai seorang laki-laki berada di tempat yang terbuat dari besi bersama para malaikat yang bermahkotakan emas "Siapakah itu wahai Jibril," tanya Nabi saw.
"Itulah Nabi Isa alaihiasalam," ujar Jibril a.s.
Nabi saw pun menghampiri untuk menyalaminya. Namun, Nabi Isa belum menanggapinya, dan bertanya kepada Jibril mengenai siapa orang yang menghampirinya itu. Ketika mengetahui siapa yang tengah berada di hadapannya, Nabi Isa segera mencium Nabi Muhammad saw. Lalu mereka melaksanakan shalat sunat.
Kini, perjalanan mikraj sudah berada di langit keenam. Di sini mereka menjumpai seorang laki-laki yang duduk di atas kursi cahaya. Dikelilingi oleh para malaikat. Ia adalah Nabi Musa ‘alaihiasalaam.
Nabi Musa menanyakan orang yang ada di hadapannya tersebut "Itulah orang yang dirahmati oleh Allah Ta’ala. la hendak naik ke langit menjumpai Tuhannya," ucap Jibril.
Dihampirilah Nabi Muhammad saw oleh Nabi Musa a s. seraya berpesan bahwa apabila telah kembali dari ‘Arsy, hendaklah singgah terlebih dahulu di tempatnya. Agar diketahui mengenai apa-apa yang disaksikan dan diberikan oleh Allah Ta’ala kepada Rasul saw.
Kemudian Jibril mengumandangkan adzan tanda akan didirikannya shalat bersama Nabi Musa dan para malaikat.
Perjalanan pun dilanjutkan kembali. Menyeberangi lautan-lautan yang begitu luas dan daerah-daerah yang penuh cahaya terang benderang. Melewati pula daerah-daerah yang gelap. Tiap macamnya dipisahkan oleh jarak 500 tahun perjalanan, la melewati tabir-tabir keindahan, kesempurnaan, rahasia keagungan. Di balik itu, terdapat 70.000 kelompok malaikat yang tengah bersujud. Mereka akan sujud dan tidak meninggalkan tempat, hingga hari akhir kelak.
Nabi Muhammad saw dan Malaikat Jibril kini berada di langit ketujuh Mereka menjumpai sebuah pohon yang sangat besar. Selembar daunnya saja masih lebih lebar dari planet bumi ini. Rasul saw meminta buah pohon tersebut kepada Malaikat penjaganya, namun ia menolaknya karena takut kepada Allah yang menugaskan menjaga pohon tersebut.
Jibril menegur Malaikat penjaga itu, "Wahai Malaikat, kenapa engkau enggan memberikan buah pohon Katubi itu. Tidakkah engkau mengenal orang yang dirahmati Allah Ta’ala ini."
Jibril pun mengambil buah pohon tersebut. Ternyata, di dalam buah itu terdapat.seorang anak bidadari. Seorang wanita yang mengenakan pakaian yang beragam coraknya. Bidadari itu akan dianugerahkan juga oleh Allah Ta’ala kepada umat Nabi Muhammad saw yang mengikuti akhlak beliau.
Setelah diperintahkan oleh Rasul saw, bidadari itu pun masuk kembali ke buahnya. Setelah itu mereka berdua melanjutkan perjalanannya kembali. Di suatu tempat, dijumpai banyak malaikat yang berada di sekitar sebuah pohon.
"Pohon apakah itu, wahai Jibril," tanya Nabi saw.
"Itulah yang dinamakan pohon Sidratul Muntaha," kata Jibril.
Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada sorga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. (Q.S. 53:13-16)
Pada daun-daunnya ditulis mengenai umur setiap yang bernyawa. Nabi saw menghampiri seorang malaikat yang menjaga pohon tersebut, dan memberinya salam. Namun malaikat tersebut tidak menyahutnya. Jibril segera menegur malaikat tersebut. Mengetahui mengenai keberadaan Nabi saw malaikat itu pun segera a menjawab salamnya.
"Wahai Malaikat, apakah engkau yang menjaga (pohon) Sidratul Muntaha?" tanya Nabi saw.
"Sayalah Malaikat Maut," ujar sang Malaikat.
"Betapa banyak orang yang meninggal dunia dalam sehari semalam. Engkaukah yang mengambil nyawa mereka seluruhnya," tanya Nabi saw.
"Wahai Muhammad, itulah sebabnya ada sebanyak 700.000 pimpinan laskar malaikat pencabut nyawa. Sedangkan tiap-tiap pimpinan itu membawahi 700.000 malaikat. Saya hanya tinggal memperhatikan dedaunan itu. Jika tulisannya tanggal, Aku perintahkan malaikat pergi menjemput nyawanya si fulan di negeri anu," kata Malaikat Maut. "Jika saya ingin melihat seluruh isi dunia, hanya bagaikan sebuah cangkir yang kulihat di hadapanku. Tidak satu pun isi dunia yang luput dari penglihatanku."
Mereka berdua menjumpai pula sekelompok malaikat. Malaikat-malaikat tersebut disapa oleh Nabi saw, namun mereka tidak menjawabnya. Kemudian Allah menegur mereka. Teguran itu menghentakkan hati para malaikat tersebut. Pintanya kepada Nabi Muhammad saw. "Mohon dengan sangat, sudikah engkau memaafkan diriku. Sebab saya sudah ditakdirkan untuk tidak berkata-kata sebelum dunia kiamat."
Ada lagi kelompok malaikat yang berjumlah tujuh ribu orang. Setelah diperhatikan oleh Nabi saw, mereka terdiri atas empat jenis wajah. Ada yang berwajah mirip kerbau, ayam, manusia, dan macan.
Malaikat berwajah mirip kerbau adalah kelompok malaikat yang bertugas untuk menyebarkan rezeki bagi setiap ternak yang dimakan dagingnya. Kelompok malaikat yang berwajah mirip manusia bertugas untuk menyebarkan rezeki bagi setiap manusia. Malaikat yang berwajah mirip ayam bertugas untuk menyebarkan rezeki bagi setiap hewan unggas. Sedangkan malaikat yang berwajah mirip macan menyebarkan rezeki bagi semua binatang buas.
Di tempat lain, Nabi saw melihat malaikat yang kepalanya berjumlah tujuh ribu. Setiap kepala memiliki tujuh ribu rupa. Setiap rupa memiliki tujuh ribu mulut Setiap mulutnya memiliki tujuh ribu lidah. Di dalam satu lidahnya memiliki tujuh ribu bahasa yang dikuasainya, seluruhnya senantiasa memuji Allah Ta’ala. Malaikat ini selalu mendoakan keselamatan bagi orang yang berangkat menunaikan shalat, orang yang tengah menuntut ilmu, dan mereka yang berpuasa di bulan Ramadhan.
Kini perjalanan sudah sampai pada tujuannya. Bumi dan langit menjadi terlihat satu, dan hampir tidak dapat dilihat. Berada di depan hadirat Allah Ta’ala. Jibril membawakan usungan dari sorga untuk membawa Nabi saw. Tidak memiliki tiang dan tidak ada gantungannya. Dindingnya terpasang sutera. Beralaskan ambal. Kemudian Rasul saw menaikinya untuk pergi ke ‘Arsy tempat bersemayamnya Allah SWT.
Beliau harus melewati delapan puluh dinding cahaya. Ada pula beraneka ragam cahaya lainnya yang dapat disaksikan. Yang membuat Rasulullah saw terkesima. Tujuan pun telah sampai. Di sini tidak ada timur dan barat; tidak diketahui pula utara dan selatan. Merendah dirilah Sang Nabi SAW di hadapan Allah SWT.
Firman Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Muhammad SAW, "Wahai Muhammad, Aku sudah berada di hadapanmu. Tidak ada sesuatu yang mengantarai kita. Sama halnya dekatnya padi pada batangnya”.
Rasa takut mulai menyelimuti diri Rasul SAW, karena dirinya kini telah ada di hadapan Raja Segala Raja Alam Semesta. Beliau memuji Allah, "Attaahiyaatul Mubaarakaatuh Asshalawaatu Lillaah."
Allah Ta’ala berfirman, "Assalaamu ‘Alaika Ayyuhannabiyyu Warahmatullaahi Wa Barakaatuh”.
"Wa alaa Ibaadillaahis-Shaalihiina. AsyhaduAn Laa llaaha Ilallaah," ujar Nabi saw.
"WaAsyhadu Anna Muhammadan Rasuusullaahi. Kuberikan kepadamu shalat delapan puluh waktu sehari semalam. Bersama Qul Huwallaahu Ahad, QulA’uudzu, kedua-duanya, bawakanlah kepada umatmu”.
"Kujadikan alam beserta isinya hanya karena engkau, wahai Muhammad. Banyak sekali nabi yang Kuciptakan. Engkaulah yang paling Kukasihi. Engkau pulalah pengganti-Ku. Adapun Jibril, hanya Kujadikan utusan. Sedangkan engkau, wahai Muhammad, Engkaulah yang mewujudkan kemuliaan-Ku serta Kebesaran-Ku," firman Allah Ta’ala.
Pertemuan Tuhan dengan Makhluk-Nya itu pun berakhir. Beliau keluar dari lingkungan ‘Arsy. Usungan tadi membawa kembali dengan sendirinya kehadapan Jibril.
Nabi Muhammad saw mempersiapkan kembali perjalanannya untuk pulang ke bumi.
Dalam perjalanan pulang itu, Nabi saw menjumpai sebuah kota. Beliau mencoba melihat-lihat keadaan di dalamnya. Di sana dilihat ada sebuah rumah yang dindingnya terbuat dari emas dengan berhiaskan permata yang beraneka ragam. Tiangnya terbuat dari mutiara, dan Rasul saw mencoba melihat rumah tersebut dari atasnya. Ada sebuah gelas yang unik. Gelas itu tidak ada penyangganya, sedangkan di dalamnya terdapat seorang perempuan yang cantik jelita. Badannya bercahaya lebih terang daripada sinar matahari, apalagi bulan.
Setelah dijelaskan oleh sang perempuan itu, diketahuilah bahwa ia adalah bidadari yang dipersiapkan untuk para syuhada.
Dari tempat ini, Nabi Muhammad saw beranjak ke suatu tempat yang di dalamnya terdapat sebuah rumah besar. Dindingnya terbuat dari cermin yang beralaskan batu permata merah. Dan bubungannya terbuat dari permata zamrud. Kemudian ditemuinya pula empat buah sungai. Sungai madu,sungai susu, sungai tuak, dan sungai air bening. Di pinggir-pinggir sepanjang sungai tersebut berhamburan permata. Tidak lama kemudian ada seorang malaikat yang mengambil secangkir dari setiap air sungai itu. Kemudian dibawakan ke hadapan Rasulullah saw untuk dipilih sebagai minumannya.
Rasulullah saw pun memilih secangkir susu. Lalu diminumnya hingga tersisa setengah cangkir. Kemudian didengarlah ada suara yang mengatakan, "Wahai Muhammad, seandainya engkau meminum susu itu sampai habis, maka seluruh umatmu (akan menjadi) penghuni sorga."
Segera setelah mendengar suara itu, Rasulullah saw akan meminumnya kembali. Namun kata malaikat tadi, "Wahai Muhammad, sungguh sudah tidak diridhai Allah Ta’ala."
Suara tak berwujud itu terdengar lagi, "Sekiranya tuak itu yang engkau minum, maka umatmu berada dalam genggaman setan Wahai Muhammad, sekiranya madu itu yang engkau minum lebih dulu, maka umatmu akan lebih besar perhatiannya kepada dunia daripada akhiratnya."
Dari tempat itu, mereka berdua berjalan lagi dan menjumpai lagi komplek perumahan yang sangat banyak jumlahnya. Dinding-dindingnya terbuat dari cermin Di dalam setiap rumah itu terdapat empat puluh kamar. Setiap kamarnya ada empat puluh anak bidadari yang tengah menari-nari. Menurut Jibril, itu semua diperuntukkan bagi umat Nabi Muhammad SAW yang memiliki iman yang tebal. Yang senantiasa memuliakan alim ulama. Serta berakhlak mulia terhadap sesama muslim dan manusia lain.
Selanjutnya Nabi SAW dan Jibril menyaksikan jenis tumbuh-tumbuhan yang memiliki empat puluh rupa. Setiap rupanya berbuah empat puluh butir. Setiap buahnya memiliki empat puluh rasa.
Rasul saw penasaran mencoba menanyakannya kepada Jibril, "Rumah apa namanya itu, sedemikian banyak tanamannya."
"Itulah nantinya yang bakal dijanjikan untuk menjamu mereka vang mencintai agamanya. Serta senantiasa melaksanakan shaum di bulan Ramadhan. Serta murah hatinya terhadap sesama makhluk ciptaan Allah," jawab Jibril.
"Ceritakanlah kepada kaummu, sepanjang yang engkau lihat."
"Niscaya tidak akan percaya orang-orang Arab itu," ujar Rasul saw.
Menyahutlah Jibril, "Walaupun orang-orang Arab tidak akan mempercayaimu, dan biarkanlah pula kaum Nasrani itu mendustakanmu.”
Akhirnya mereka berdua turun ke langit berikutnya. Di tengah perjalanan, mereka bertemu kembali dengan Nabi Musa a.s Beliau bertanya, "Apa saja yang diberikan Tuhan kepadamu”.
Nabi saw menjawab “Shalat delapan puluh kali sehari semalam, bersama Quran sebanyak tiga puluh Juz dan (termasuk) Al Fatihah."
"Hai Muhammad, umatmu tidak akan mampu menunaikan shalat delapan puluh kali sehari semalam," sahut Nabi Musa as.. "Mintalah yang ringan dalam shalat."
Mendengar saran dari Nabi Musa itu, Rasul saw menyetujuinya dan kembali lagi ke hadirat Allah untuk mengajukan permohonan keringanan, Allah SWT berkenan untuk mengurangi jumlah rakaat shalat menjadi lima puluh rakaat.
Dalam perjalanan turun kembali, mereka berdua bertemu lagi dengan Nabi Musa a.s., dan ia menanyakan mengenai hasilnya. Setelah diberitahu, Nabi Musa as. menyarankan lagi kepada Rasul saw, agar diberi keringan lagi, karena umatnya masih akan tetap belum sanggup. Rasul saw lagi-lagi menerima usulan tersebut. Dan naiklah kembali ke ‘Arsy.
Di ‘Arsy, Allah SWT kembali menerima tuntutan keringanan jumlah rakaat shalat yang diajukan oleh Nabi saw. Saat itu rakaat shalat menjadi 45 rakaat. Namun ada tambahan perintah, yaitu puasa di bulan Ramadhan, puasa sunat enam hari di bulan Syawal, dan beribadah haji.
Setelah itu, Rasul saw kembali turun hendak meneruskan perjalanannya ke bumi. Namun, ketika berjumpa dengan Nabi Musa a.s., dan mengetahui jumlah rakaat yang telah diterima oleh Rasulullah saw, beliau menyarankan lagi agar minta keringanan kembali. Akan tetapi Nabi saw merasa malu untuk kembali meminta keringanan.
Kemudian terdengar suara, "Wahai hamba-Ku, sudah layaklah ditunaikan oleh umatmu shalat lima waktu dalam sehari semalam."
Dalam perjalanan pulang, mereka bertemu lagi dengan Nabi Adam a.s. dan Nabi Isa a.s. Para Nabi itu meminta kepada Nabi Muhammad saw agar menceritakan apa-apa yang telah dialaminya itu.

Sumber : https://semestahidayah.wordpress.com/

Pertanyaan Ghaib untuk Syaikh Abu Yazid Al-Busthami

Abu Yazid Al Busthami seorang ahli Sufi yang dikejutkan oleh mimpinya supaya pergi ke gereja Samaan. Tiga kali mimpinya itu berulang. Lalu
ia bersiap-siap dengan pakaian dan cara yang diberitahu dalam mimpinya. Ia masuk ke gereja Samaan tanpa disadari oleh Pendeta-pendeta yang hadir. Dia sama-sama menanti kedatangan ketua Pendeta.

Setelah ketua Pendeta datang, ketua Pendeta itu tidak dapat berkata. Dia tahu ada orang lain, orang Islam di dalam gereja itu.
Katanya, "ada orang yang percaya kepada syariat Muhammad di dalam gereja ini."
Semua pendeta menjadi gempar dan mereka akan membunuh orang tersebut. Namun ketua pendeta menghalanginya, sebaliknya ia meminta orang itu berdiri supaya mereka dapat mengenalinya.
Abu Yazid Al Busthami pun bangun, tanpa rasa takut. Ketua Pendeta berkata, "Wahai pengikut Muhammad, saya akan mengajukan pertanyaan kepada kamu.  Jika kamu dapat menjawab semuanya dengan benar, maka saya akan mengikuti agama kamu. Namun jika kamu tidak dapat menjawabnya, maka kami akan membunuhmu."
Jawab Abu Yazid, "Baiklah! Tanyalah apa saja yang kamu ingin tanyakan."
Adapun isi dari dialog ketua pendeta dengan Abu Yazid Al-Bustami adalah sebagai berikut :
No
Pertanyaan
Jawaban
1
Yang satu tidak ada duanya
Kewujudan Allah Maha Esa. Dia Tuhan yang Tunggal tiada sekutu baginya.
2
Yang dua tiada tiganya
Malam dan siang. Apabila pergi malam datanglah siang dan apabila pergi siang datanglah malam.
3
Yang tiga tiada empatnya
Kursi, Kalam dan ‘Arasy Allah Subhanahu Wataala.
4
Yang empat tiada limanya
Taurat, Injil, Zabur dan Al- Quran.
5
Yang lima tiada enamnya
Islam telah memfardhukan solat lima waktu: Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh.
6
Yang enam tiada tujuhnya
Hari-hari Allah telah menciptakan langit dan bumi. Ini semua tersebut di dalam Kitab-kitab suci juga.
7
Yang tujuh tiada delapannya
Tujuh petala langit dan tujuh lapis bumi yang disebut di dalam Kitab Suci juga.
8
Yang delapan tiada sembilan
Bilangan Malaikat yang memikul ‘Arasy Allah Taala yang disebutkan di dalam Kitab Suci (artinya): dan akan memikul ‘Arasy Tuhan kamu pada hari (Kiamat itu adalah delapan Malaikat.
9
Yang sembilan tiada sepuluh
Bilangan kaum dari golongan manusia yang menjadi kerusakan bumi Allah, sebagaimana yang tersebut di dalam Kitab Suci (artinya): di dalam kota itu dahulu terdapat sembilan kumpulan yang menjadi perusak bumi, mereka tidak pernah melakukan yang baik.
10
Sepuluh yang sempurna
Kewajiban puasa sepuluh hari ke atas orang yang berihram haji sebagaimana firman Allah Taala (artinya): Maka hendaklah ia (orang yang berihram haji) berpuasa tiga hari semasa haji dan tujuh hari setelah kembali ke negerinya. Itulah dia sepuluh yang sempurna.
11
Yang sebelas
Saudara-saudara Nabi Yusuf Alaihissalam.
12
Yang dua belas
Bilangan bulan dalam setahun.
13
Yang tiga belas
Mimpi Nabi Yusuf Alaihissalam yang tersebut di dalam Kitab Suci: Sesungguhnya Aku melihat sebelas bintang, matahari dan bulan. Jumlahnya tiga belas.
14
Orang yang berdusta, kemudian dapat masuk Sorga
Mereka ialah saudara-saudara Nabi Yusuf Alaihissalam. Mereka memberitahu ayah mereka Nabi Ya’kub Alaihissalam bahwa Yusuf telah dimakan serigala. Mereka membawa pakaiannya yang dilumuri dengan darah kambing. Perkara yang mereka lakukan itu adalah suatu dusta.
15
Orang yang benar, tetapi mereka dimasukkan ke dalam neraka
Mereka ialah kaum Yahudi dan Nasrani, sesuai dengan firman Allah Ta’ala (artinya): telah berkata kaum Yahudi, ‘kaum Nasrani itu tidak benar’ dan berkata kaum Nasrani pula ‘kaum Yahudi itu tidak benar’. Kedua-dua kaum itu berkata benar pada tuduhan mereka antara satu dengan lain, namun mereka tidak mau tunduk. kepada kebenaran yang ada di hadapan mereka yaitu mempercayai agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasalam sebagai agama yang sebelumnya. Lantaran itu mereka menduduki neraka.
16
Tempat roh
Roh berada di dalam tubuh badan dalam badan manusia yang hanya diketahui hakikatnya oleh Allah Taala karena roh adalah merupakan urusan Allah Taala juga, berdasarkan firmannya (artinya): katakan roh itu dari perkara urusan Tuhanku.
17
Al Zariyati Zarwa
Nama empat macam angin.
18
Al Hamilati Wakra
Awan gemawan di dada langit.
19
Al Jariyati Yusra
Peranu-perahu yang belayar di laut.
20
Al Mukassimati Amra
Malaikat-malaikat yang bertugas membagi-bagikan rezeki kepada manusia pada malam Nisfu Sya’ban.
21
Yang empat belas
Tujuh petala langit dan tujuh lapis bumi yang sesuai dengan firman Allah Taala (artinya): "Maka Allah berfirman kepadanya yaitu kepada tujuh petala langit dan tujuh lapis bumi, datanglah kepada aku secara patuh terhadap perintahku ataupun secara terpaksa Maka berkata kedua-dua langit dan bumi, kami akan datang kepadamu secara patuh dan taat."
22
Kubur yang berjalan dengan penghuninya
Ikan besar yang menelan Nabi Yunus Alaihissalam. Nabi Yunus Alaihissalam dibawa oleh ikan ke mana-mana yang akhirnya dimuntahkan di pantai dengan izin Allah Taala.
23
Yang bernafas, tetapi tidak mempunyai roh.
Waktu subuh seperti firman Allah Taala (artinya): demi subuh apabila ia terlepas.
24
Air yang tidak turun dari langit dan tidak keluar dari bumi.
Air yang dikirim oleh ratu Balqis kepada Nabi Sulaiman Alaihissalam di dalam botol yaitu air peluh kuda.
25
Empat yang bukan dari golongan manusia, Malaikat dan bukan dari punggung lelaki dan dari perempuan.
Kibas yang dibawa Jibril Alaihissalam sebagai kurban pengganti Nabi Ismail Alaihissalam, unta Nabi Salleh Alaihissalam yang disembelih kaumnya, untuk Nabi Adam dan Siti Hawa Alaihissalam.
26
Satu ciptaan Allah, lalu diingkarinya sebagai satu yang buruk.
Suara keledai yang tidak sedap didengar, sesuai dengan firman Allah Taala (artinya):  sesungguhnya suara yang paling buruk ialah suara keledai.
27
Darah yang mula-mula mengalir ke bumi.
Darah Habil yang dibunuh oleh saudaranya Kabil.
28
Sesuatu ciptaan Allah, lalu diangkat sesuatu yang berat
Muslihat kaum wanita, seperti Firman Allah SWT : sesungguhnya tipu muslihat wanita adalah suatu muslihat besar atau berat.
29
Pada mulanya sebatang kayu kemudian menjadi roh
Tongkat Nabi Musa Alaihissalam
30
Wanita yang paling utama.
Hawa, ibu sekalian manusia, kemudian Khadijah dan Aisyah, Asiah (isteri Firaun) dan Maryam Binti Imran.
31
Gunung yang paling utama
Gunung Tursina
32
Binatang yang paling utama.
Kuda.
33
Bulan yang paling utarna.
Bulan Ramadhan.
34
Malam yang paling utama.
Lailatul Qadar.
35
Tentang Atta’mah 
Hari Kiamat.
36
Pohon yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting ada 30 daun, setiap daun ada lima kembang, 2 bunga di matahari dan tiga bunga di tepi kegelapan.
Pohon itu "tahun" yang padanya ada 12 bulan, satu bulan ada 30 hari. Lima itu ialah lima waktu solat 
37
Satu benda yang pergi haji dan tawaf di Baitullah, tetapi tidak mempunyai roh dan tidak wajib haji.
Bahtera Nabi Nuh Alaihissalam
38
Empat jenis air yang lain rupanya dan rasanya, tetapi sumbarnya satu.
Air mata, air telinga, air hidung dan air mulut. Air mata manis, air telinga pahit, air hidung asin dan air mulut tawar.
39
Nakir, fatil dan kitmir.
Nakir ialah titik yang terdapat pada kulit luar benih, fatil ialah titik yang terdapat di dalam benih dan kitmir ialah kulit yang membaluti benih.
40
Sabid dan Labad
Bulu kambing biri-biri dan kambing kasi.
41
Sam dan Ram
Makhluk yang telah ada sebelum wujud Nabi Adam Alaihissalam.
42
Maksud keledai Makwak.
Keledai Makwak tanda ia melihat syaitan, lalu ia berkata: Allah melaknatnya.
43
Maksud anjing menyalak.
Anjing menyalak maksudnya: Awas! Celaka bagi penghuni-penghunin neraka dari kemurkaan Allah Yang Maha Berkuasa.
44
Maksud jeritan kuda
Kuda menjerit maksudnya: Maha suci Allah Yang memeliharaku ketika tentara berpadu menyerang musuh dengan penuh semangat.
45
Maksud jeritan unta.
Unta menjerit membawa arti: Hasbiyallahu Wakafa BiIlahi Wakila (artinya): Memadailah Allah bagiku dan cukuplah Dia tempat aku menyerahkan diriku.
46
Maksud nyanyian burung Bulbul.
Nyanyian Bulbul maksudnya: Maha suci Allah pada waktu pagi dan pada waktu petang.
47
Maksud bunyi katak.
Bunyi katak maksudnya: Maha suci Tuhan yang di sembah di mana-mana saja ada makhluknya dan di tempat-tempat yang tiada penghuninya.
48
Maksud kata-kata burung Nakus.
Maksud kata-katanya: Maha suci Allah sungguh-sungguh! Wahai anak Adam! Lihatlah di barat dan di timur di dunia itu, adakah makhluk yang menongkat langit?.
49
Kaum dari makhluk Allah yang diutus kepadanya, namun ia bukan dari kumpulan jin, manusia Malaikat.
Makhluk itu adalah lebih seperti Firman Allah Ta’ala (artinya): dan Tuhan kamu telah mewahyukan kepada dan lebih..!
50
Di mana malam ketika siang dan di mana siang ketika malam
Kedua-duanya berada di dalam ilmu Allah Ta’ala yang amat sulit.
Ketua pendeta itu mengemukakan 50 pertanyaan (lihat di tabel di atas). Dan Abu Yazid menjawabnya semua dengan tepat.
Kata Abu Yazid, "Saya sudah menjawab semua pertanyaan tuan. Sekarang ada lagikah pertanyaan-pertanyaan lain?"
Semua pendeta menjawab,"Tidak ada lagi."
Kemudian Abu Yazid mengemukakan pertanyaan kepada mereka, "Beritahu saya kunci sorga dan neraka langit."
Tidak seorang pun yang dapat menjawabnya dan mereka mengaku bahwa memang mereka tidak tahu jawabannya. Baru satu pertanyaan sudah tidak dapat dijawab sedangkan Abu Yazid telah menjawab berpuluh pertanyaan. Mereka meminta ketua pendeta menjawab, namun ia membisu.
Katanya, "Bukan saya tidak mau menjawab, tetapi saya takut kamu semua tidak setuju."
Mereka heran mendengar kata-kata ketua pendeta itu. Akhirnya mereka mendesak juga dan bersedia untuk menyetujui dan menerima kata-kata ketua mereka.
"Bahwa kunci Sorga dan kunci langit itu tidak lain ialah "LAAILAA HAILLALLAHU MUHAMMADDARRASULUULAH," tegas ketua pendeta. Mereka semua tersentak, terdiam.
Lalu Abu Yazid berkata, "Memang benar kata ketua kamu ini."
Abu Yazid menuntut janji kepada ketua pendeta dan persetujuan pengikut-pengikutnya.
"Sahabat-sahabat sekalian percayalah bahwa apa yang saya beritahu itu adalah benar. Saya tidak didesak oleh tekanan siapapun. Memang sudah lama saya pikirkan hendak menyampaikan perkara ini kepada sahabat-sahabat semua, tetapi saya bimbang sahabat-sahabat tidak akan percaya kepada saya lagi Saya hanya menunggu waktu."
"Dari mana tuan mengetahui perkara ini?" tanya salah seorang pendeta.
"Dari ketua sebelum saya." Jelas ketua pendeta.
"Sebelum ketua itu meninggal dunia dia telah bersumpah bahwa perkara yang dikatakan itu adalah benar," sambung ketua pendeta itu.
"Kalau begitu, apa lagi yang kita tunggu!"
Ketua pendeta dan pengikut-pengikutnya semuanya memeluk islam disebabkan oleh Abu Yazid. 

Sumber : https://semestahidayah.wordpress.com/

MENYINGKAP PENCIPTAAN ADAM


QS 2: 30 yang artinya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? " Tuhan berfirman: "Sesugguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"
Proses Penciptaan Adam Allah SWT berfirman kepada Jibril, "Hai Jibril, turunlah engkau ke bumi. Ambilkan Aku segenggam tanah. Aku hendak menciptakan Adam!"
Jibril pun turun ke bumi, saat akan diambil tanah itu bergoncang hebat. Dengan ijin-Nya, Jibril dapat mendengar perkataan bumi. "Demi Allah, Tuhan Yang Maha Tinggi. Hai Jibril, jangan engkau ambil, aku takut (diriku) dijadikan sebagai khalifah, karena aku takut berbuat durhaka kepada Tuhan seru seluruh alam. Dan aku sangat takut terhadap siksa neraka."
Jibril pun kembali kepada Allah SWT. la melaporkan sikap bumi yang menolaknya untuk dijadikan sebagai bahan penciptaan Adam. Jibril bersedia diperintahkan sekali lagi, namun Allah SWT memerintahkan malaikat Mikail yang harus mengambil tanah di bumi. Mikail pun mengalami perlakuan seperti halnya Jibril. Seperti juga Jibril, Mikail pun melaporkan hasil kerjanya kepada Allah SWT, dan siap pula menjalankan perintahnya sekali lagi. Namun, Allah tidak memerintahkan lagi Mikail, melainkan malaikat Israfil yang akan mengambilnya. Israfil juga disumpahi oleh bumi agar tidak mengambil bagian dirinya. Setelah melaporkannya kepada Allah SWT, Dia memerintahkan malaikat Izrail.
Sebagaimana ketiga Malaikat tadi, Izrail pun disumpahi agar tidak mengambil tanah, namun izrail mengatakan, "Hai bumi, bahwa engkau menyumpahiku ini telah kuketahui. Akan tetapi ini bukan kehendakku, melainkan atas firman Allah Tuhan semesta alam pula”. Luruhlah hati bumi mendengar perkataan dari Izrail itu. Izrail kemudian mengambil tanah di muka bumi. Tangannya menembus sampai ke lapisan bumi ketujuh untuk mengambil tanah. Bekas tempat pengambilan tanah itu konon menjadi Lautan Qulzum. Tanah itu pun kemudian dibawa menghadap kepada Allah SWT. Tanah yang diambil berwarna-warni : hitam, putih, merah, biru, hijau dan kuning. Oleh karena itulah, anak cucu Adam kelak akan beragam warna-warna kulitnya pada tiap bangsa atau etnis.
"Ya Rabbi, ya Saidi, Ya llahil ‘aalamin, bahwa Engkau jugalah Tuhan yang amat mengetahui bahwa hamba-Mu disumpahi oleh bumi," ucap Izrail.
Allah SWT berfirman, "Bahwasanya sumpah bumi kepadamu telah aku tolak, hai Izrail. Bahwasanya Aku hendak menciptakan Adam. Maka mereka (Adam dan Hawa) dan anak cucunya, terserah (kehendak-Ku, akan) Kusuruh Izrail untuk mengambil nyawanya."
"Ya Tuhanku, jika demikian, mereka (akan) bermusuhan dengan hamba-Mu ini."
Firman Allah SWT, "Hai Izrail, Aku amat kuasa berbuat sekehendak-Ku. Jika Aku perintahkan seorang hamba-Ku untuk mengerjakan suatu pekerjaan, di mana halnya engkau akan dibawanya (untuk) bermusuhan. Lebih khusus pula terhadap seorang yang Kumatikan yang disebabkan karena demam, atau sakit yang parah, atau tenggelam di dalam air, atau disebabkan dimakan oleh binatang, atau disebabkan karena berkelahi melawan sesamanya, atau sebab terbakar dilahap api, atau sebab jatuh tertimpa kayu. Maka semua itu (hanyalah) namanya tersebabkan. Dengan demikian tidak ada siapapun dapat berdalih kepadamu lagi."
Kemudian Allah SWT memerintahkan Izrail untuk mencampurkan tanah di atas bumi dengan air. Dicampurkanlah dengan empat jenis air, yaitu: air tawar, air asin, air anyir, dan air pahit. Kemudian Allah resapkan Nur kebenaran dalam diri Adam dengan berbagai macam "sifat". Air tawar itu yang nantinya akan menjadi air liur. Air asin menjadi air mata. Air anyir menjadi lendir di hidung. Air pahit menjadi kotoran telinga. Proses pencampuran itu dilakukan selama empat puluh tahun.
Kata Ibnu Abbas r.a. bahwa Allah SWT menciptakan Adam ‘alaihis salam dari tujuh lapisan bumi. Di antaranya: Kepalanya dari tanah Baitul Maqdis; dadanya berasal dari tanah Dahna; tulangnya dari tanah bukit Qof; zakarnya dari tanah Babil; hati dari tanah sorga Jarnnatul Firdaus; kedua matanya dari tanah Hud; lidahnya dari tanah Thaif; kakinya dan tanah Hindi, dan bagian belakangnya dari tanah Arafah.
Kemudian Allah menjadikan di dalam tubuh anak Adam sembilan pintu, yaitu di kepalanya terletak pada kedua lubang hidung, kedua lubang telinga kedua mata, mulut, dubur, dan kemaluan. Diciptakannya pula panca indera. Penciptaan ini dilakukan pada hari Jum’at. Panjang tubuhnya enam puluh hasta. Bidang dadanya tujuh hasta.
Setelah semua organ tubuhnya sudah lengkap, Allah SWT membaringkannya di antara Mekah dan Thaif. Kemudian oleh beberapa malaikat, atas perintah Allah, tubuh tersebut diangkat ke langit. Melihat keberadaan tubuh Adam itu, para Malaikat bertanya:
"Ya Tuhanku, hikmah apakah pada yang demikian ini?"
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi," jawab Allah SWT.
"Siapakah yang akan Engkau jadikan (khalifah) itu, ialah yang akan berbuat kerusakan di muka bumi ini, dan mengucurkan darah sesamanya. Sejak semula kami senantiasa mengucap tasbih kepada Engkau dengan mensucikan-Mu" ujar para Malaikat.
"Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui," firman Allah SWT.
Selanjutnya Allah SWT menurunkan air hujan duka-cita mengguyur tubuh Adam selama empat puluh tahun lamanya. Kemudian hujan suka-cita mengguyurnya selama setahun. Sehingga segala kesedihan dan kebahagian telah menyatu ke dalam jasad Adam. Hal itu mengisyaratkan bahwa kelak anak cucu Adam akan lebih banyak menerima keadaan duka cita daripada suka citanya.
Kini, Allah SWT hendak memasukkan nyawa ke dalam jasad Adam. Sebelumnya Allah telah menciptakan nyawa dua ribu tahun sebelum menciptakan tubuh Adam. Sebagaimana terdapat di dalam sebuah hadist, yang artinya "bahwasanya Allah Ta’ala menciptakan nyawa terlebih dahulu daripada jasad kira-kira selama dua ribu tahun." Di dalam riwayat yang lain ada yang menyatakan selama empat ribu tahun.
Nyawa itulah Cahaya (Nur) Muhammad saw. Maka rahasia Cahaya itu pun dicampurkan dengan sebagian dari tubuh Adam. Allah SWT berfirman kepada Jibril:
"Bawalah tanah yang bercampur dengan ruh (nur) itu dengan kesturi, ambar, za’faran, dan kapur, dan khalembak." Jibril pun menurutinya.
"Bawalah tanah cahaya itu, kenakanlah pada dahi tubuh itu!"
Jibril melakukan seperti apa yang diperintahkan. Lalu tubuh Adam itu digenggam dengan genggaman "Jabarut" kemudian diletakkan di dalam "Alam Malakut". Kemudian tubuh itu dibenamkan di dalam air "Kudral-lzzah-Nya" yaitu sifat "Jalai dan Jammal". Lalu diciptakan menjadi tubuh Adam yang sempurna.
Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail,
"Setiap dari kalian bersama dengan (masing-masing) tujuh ribu malaikat, maka bawalah olehmu baki yang berisi nyawa Adam itu."
Lalu nyawa itu pun dibawa oleh para Malaikat menuju tubuh Adam. Nyawa kemudian dihantarkan di kepalanya.
"Masuklah engkau ke dalam jasad ini," perintah Allah SWT kepada nyawa,
"Bahwa badan inilah tempatmu diam."
Namun sang nyawa tidak langsung masuk, melainkan mengelilinginya terlebih dahulu tujuh kali. Para Malaikat yang tengah menyaksikan kejadian itu, sangat menantikan sang nyawa segera masuk ke dalam tubuh Adam.
"Ya Tuhanku, bahwasanya aku ini adalah ruh yang amat lembut dengan cahayaku. Maka betapakah aku masuk ke rumah yang kelam ini," ujar nyawa.
"Masuk dipaksa, dan tatkala engkau keluar pun dipaksa juga," firman Allah SWT.
Dan awal penciptaan hingga nyawa masuk ke dalam tubuh Adam, memakan waktu selama 120 tahun. Akhirnya nyawa itu pun masuk melalui mulut. Setelah itu menuju otak, dan di bagian ini ia berkeliling seraya memuji Allah SWT, dua ratus tahun lamanya. Kehadiran nyawa itu mulai memunculkan kesadaran Kepada tubuh Adam.
Kata Adam kepada Allah SWT, "Ya Ilahi, Kau segerakanlah kiranya penciptaanku ini sebelum tenggelamnya matahari”.
Firman Allah SWT yang artinya. "Diciptakan Adam dengan tergesa-gesa."
Kemudian nyawa berada di bagian mata, maka terbukalah mata Adam. Dilihatnya tubuhnya yang terbuat dari tanah itu, dan dilihatnya pula buah-buahan yang ada di sorga. Ketika nyawa berada di telinganya, terdengarlah ucapan-ucapan tasbih dari para malaikat. Saat nyawa telah masuk ke bagian hidung, Adam mulai dapat bersin. Allah SWT mengilhamkan kepada Adam untuk mengucapkan tahmid, setelah nyawa sampai di mulutnya.
Allah membalas ucapannya dengan ucapan: "Yarhamukallaahu”’artinya, "Semoga Allah mengasihimu, hai Adam. Inilah anugerah-Ku kepadamu sebagai balasan terhadap pujianmu tadi, hai Adam."
Nyawa berangsur menuju ke kerongkongan; terus ke dada; dan ke pusar Adam. Adam mulai ingat makan tatkala nyawa sudah berada di perut. Tangan Adam mulai dapat digerakkan. Adam pun berusaha duduk, namun masih belum mampu.
Malaikat berkomentar: " (Karena) setengah badannya masih tanah, bahwa hendak duduk pun (tidak bisa). Perangai ini amat tergesa-gesa".
Allah SWT berfirman: "Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa". (Q.S. 17:11 )
Akhirnya, sampailah nyawa itu pada setiap rongga tubuh Adam, dan lengkaplah nyawa itu pada setiap organ tubuhnya. Daging dan darah pun mulai tumbuh. Lalu hiduplah Adam a.s.
Kemudian Allah SWT menciptakan asap dari ruh Adam. Allah menyuruh Jibril untuk menyimpannya. Sesungguhnya terdapat hikmah Allah di dalamnya, yaitu kelak Allah SWT akan menciptakan seseorang yang bernama Isa a.s. dari asap tersebut. Jibril pun menuruti perintah Nya. Dipeliharanya asap itu hingga datang masanya Isa menjadi Nabi.
Nabi Adam a.s. mulai berdiri. Dianugerahkan kepadanya pakaian kebesaran. Nabi Adam pun banyak berbuat kebajikan setiap harinya. Tidak berbuat dosa sedikit pun. Itulah kesempurnaan Nabi Adam. Diberikan pula pakaian dari sorga, yaitu makat dan qomar, dan sejumlah perhiasan.
Nabi Adam a.s. diperintahkan untuk melilingi langit bersama para Malaikat agar dapat menyaksikan segala kebesaran Allah SWT. Dengan menunggang seekor kuda yang bernama Mihun. Kuda tersebut diciptakan dari kapur, kasturi, za’fuur. Bulu kuduknya dari zabarjad. Kedua sayapnya terbuat dari mutiara dan marjan. P elananya dari marjan dan kekangnya dari yakut. Pada mulut kuda itu terdengar ucapan-ucapan tasbih, tahlil, takbir, dan tahmid. Jibril mengawal di sebelah depan. Mikail di sebelah kanan. Israfil di sebelah kiri, dan Izrail dari belakang. Mereka mulai berkeliling untuk melihat segala keajaiban Allah SWT yang akan membuatnya semakin yakin terhadap kebesaran-Nya. Segala apa pun yang melihat Adam, terkesima seraya memuji keindahan Adam. Pada setiap perjumpaannya dengan para Malaikat, Adam a.s. selalu mengucapkan salam kepada mereka.
Allah SWT berfirman, "Hai Adam, bahwa salam inilah pegangan (ucapan) bagimu dan seluruh anak cucumu hingga datang pada han kiamat(kelak)."
Dikisahkan tatkala Nabi Adam a.s. sudah diarak mengelilingi langit, kemudian diarak pula menuju bumi. Di bumi ini pada waktu itu terdapat para Malaikat bersama Iblis. Allah SWT memerintahkan kepada para Malaikat dan Iblis untuk bersujud hormat,
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam,’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis" (Q.S. 2:34). Para malaikat yang melihat Iblis tidak bersujud, bergumam di dalam hatinya:
"Siapa yang telah tidak mau bersujud, itulah Iblis, dan ialah (akan) menjadi Iblis."
Para malaikat sekali lagi bersujud, sujud syukur kali ini, yaitu memuji karunia Tuhan terhadap Nabi Adam a.s. Para malaikat akan selalu menjujung tinggi dan menuruti segala apa yang difirmankan-Nya, serta tidak akan mengikuti segala apa yang tidak diperintahkannya. Oleh karena itu, para malaikat hingga kini selalu taat terhadap perintah Allah SWT.
Perilaku Iblis yang tidak menuruti perintah Allah SWT menjadi pertanyaan Allah SWT,
"Hai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku?’ (Q.S. 38:75)
Jawab lblis; "Aku lebih baik darinya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". (Q.S. 38:76)
“Hai Iblis, keluarlah engkau di bawah langit-Ku dan dari atas bumi-Ku, dan keluarlah engkau dari rupa malaikat-Ku, masuklah engkau pada rupa Iblis, dan engkau kaku tiada berkesudahan."
Maka Azazil(nama sebelum menjadi Iblis) pun berubah menjadi rupa Iblis. Matanya menjadi menonjol keluar.
Allah SWT menghardiknya, "Ikrarkanlah terhadap diri engkau, hai Iblis!"
Iblis menyanggupinya. Lalu berucap: "Karena Adamlah maka aku Engkau murkai, dan nikmat dari-Mu Engkau ambil dari hamba-Mu. Akan tetapi, mulai hari ini hingga datang hari kiamat, aku minta janji ke hadirat- Mu, ya Tuhanku, perkenankan pinta hamba-Mu, maka beranilah hamba- Mu datang sembah ke hadirat-Mu, ya Tuhanku."
Jawab Allah SWT, "Telah-Ku perkenankan pintamu itu Berdatang sembahlah engkau, hai Iblis."
Ibils menjawab, “Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka". (Q S. 38:82-83)
Allah berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan". (Q.S. 38:84)
“Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya”. (Q..S. 38:85)
Sejak kejadian itu, dendam mulai merasuki hati Iblis terhadap Nabi Adam as. dan anak cucunya. Iblis berupaya dengan segala cara untuk menyesatkan mereka semua. Dan itulah pekerjaan tetapnya hingga hari kiamat datang.

Sumber : https://semestahidayah.wordpress.com/